Kamis, 22 April 2010

makalah kb,kelompok 1,kontarepsi sederhana

Tugas Makalah














Di Susun Oleh:

Kelompok 1

Rian Wahyu Lestari
Nurfaizah Alza
Riska Burhan
Mira Widyawati
Musdalifah
Aspirawati
Kiki Indrayanti



Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2010





Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan tugas makalah yang berjudul:

“Kontrasepsi Metode Sederhana Dengan Alat dan Tanpa Alat”

Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingan yang diberikan oleh dosen mata kuliah pelayanan KB demi kesempurnaan makalah ini. makalah ini banyak menjelaskan tentang penggunaan, efektifitas, kekurangan dan kelebihan berbagai jenis alat kontrasepsi metode sederhana baik dengan alat dan tanpa alat.

Kami sebagai penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca makalah ini sehingga menghasilkan nilai yang baik demi kesempurnaan makalah ini. Semoga setiap insan yang membaca makalah ini dapat memperoleh manfaatnya sehingga sasaran kami dapat tercapai.

Gowa , 01 Maret 2010


Penyusun



Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan semakin kompleks sebagai dampak positif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan hasil pembangunan bangsa Indonesia.Masyarakat semakin peka terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan semakin tahu haknya tentang pelayan yang seharusnya merka terima termaksuk pelayan KB yang menjadi tugas utama tim kesehatan.Sesuai dengan hasil surveipelayanan kontrasepsi nasional ternyata lebih dari 80% penduduk bertempat tinggal di desa dan 61% persalinannya ditolong oleh dukun sedangkan 32% ditolong oleh tim kesehatan.Pelayanan KB bagi ibu-ibu yang persalinannya ditolong oleh dukun,di rujuk kepada tim kesehatan.Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa 93% pelayanan KB diderah pedesaan ditangani oleh tenaga kesehatan termaksuk yang berpraktek swasta.Untuk menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat dalam pelayanan KB tersebut maka tenaga kesehatan merasa bertanggung jawab untuk memenuhi harapan tersebut.

B. Tujuan umum
Untuk meningkatkan penampilan kerja tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi.



Bab II
Pembahasan

Kontrasepsi
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanent. Yang bersifat permanent dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Dapat dipercaya
2. Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan.
3. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan
4. Tidak dapat menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus.
5. Tidak memerlukan motivasi terus-menerus.
6. Mudah pelaksanaannya
7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
8. Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.





KONTRASEPSI DENGAN METODE SEDERHANA BAIK DENGAN ALAT MAUPUN TANPA ALAT

KONTRASEPSI TANPA MENGGUNAKAN ALAT-ALAT/OBAT-OBATAN

A. Sanggama terputus (Introitus Coitus)
Sengama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi
Cara ini mungkin merupakan cara kontrasepsi yang tertua yang dikenal oleh manusia, dan mungkin masih merupakan cara yang banyak dilakukan sampai sekarang. Walaupun cara ini banyak mengalami kegagalan, namun koitus interuptus merupakan cara utama dalam penurunan angka kelahiran. Hal ini berdasarkan kenyataan, bahwa karena terjadinya ejakulasi di sadari sebelumnya oleh bagian terbesar pria, dan setelah itu masih-masih ada waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang singkat ini dapat digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina.

Cara kerja
Alat kelamin (penis) di keluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan.



Efektivitas
Efektivitas cara ini umumnya dianggap kurang, karena bahwa angka kehamilan dengan cara ini hanya sedikit lebih tiggi dari pada cara mempergunakan kontrasepsi mekanis dan kimiawi. Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh:
Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi (Praejaculatori fluid) yang dapat mengandung sperma, apalagi pada koitus yang berulang (Repeated coitus)
Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina
Pengeluaran semen dekat pada vulva dapat menyebabkan kehamilan, misalnya karena adanya hubungan antara vulva dan kanalis servikalis uteri oleh benang lendir serviks uteri yang ada pada masa ovulasi mempunyai spinnbarkeit yang tinggi
Keuntungannya.
Kontrasepsi
Efektif bila dilaksanakan dengan benar.
Tidak mengganggu produksi ASI
Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
Tidak ada efek samping
Dapat digunakan setiap waktu
Cara ini tidak membutuhkan biaya maupun peralatan.

Nonkontrasepsi
 Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berecana.
 Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam

Kekurangan.
1. Untuk mensukseskan cara ini di butuhkan pengendalian diri yang besar dari pihak pria. Beberapa pria karena factor jasmani dan emosional tidak dapat mempergunakan cara ini. Selanjutnya, penggunaan cara ini dapat menimbulkan neurasteni.
2. Efektivitas sangat bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan sangagama terputus setiap melaksanakannya angka Kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun)
3. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis.
4. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual.

Dapat dipakai untuk:
Suami yang ingin berpatisipasi aktif dalam keluarga berencana
Pasangan yang taat beragama tau mempunyai alasan filosofi untuk tidak memakai metode-metode lain.
Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera.
Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain.
Pasangan yang membutuhkan metode pendukung.
Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.

Tidak dapat di pakai untuk:
Suami dengan pengalaman ejakulasi dini
Suami yang sulit melakukan sanggama terputus
Suami yang memiliki kelaninan fisik atau psikologis
Istri yang mempnyai pasangan yang sulit bekerja sama.
Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi.
Pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus.

Intruksi Bagi Klien
Meningkatkan Kerja sama dan membangun saling pengertian sebelum melakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati penggunaan metode senggama terputus.
Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya.
Senggama tidak dianjurkan pada masa subur.

B. Pembilasan pascasanggama (Postcoital douche)
Pembilasan vagina dengan air biasa dengan air biasa dengan atau tanpa tambahan larutan obat (cuka atau obat lain) segera setelah koitus merupakan suatu cara yang telah lama sekali dilakukan untuk tujuan kontrasepsi, maksudnya ialah untuk mengeluarkan sperma secara mekanis dari vagina. Penambahan cuka ialah untuk memperoleh efek spermatisida serta menjaga asiditas vagina.

Efektivitas
Cara mengurangi kemungkinan terjadinya konsepsi hanya dalam batas-batas tertentu karena sebelum pembilasan dapat dilakukan, spermatozoa dalam jumlah besar sudah memasuki serviks uteri.

C. Metode Amenore Laktasi (MAL)
Sepanjang sejarah para wanita mengetahui bahwa kemungkinan untuk menjadi hamil menjadi kecil apabila mereka terus menyusui anaknya setelah melahirkannya. Maka, memperpanjang masa laktasi sering dilakukan untuk mencegah kehamilan. Laktasi dikaitkan dengan adanya prolaktenemi dan prolaktin menekan adanya ovulasi.
Metode amenore laktasi (MAL) aalah kontrasepsi yang mengandalakan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya di berikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
1. Menyusui secara penuh (full breast feeding); lebih efektif bila pemberian > 8 x sehari.
2. Belum haid
3. Umur bayi kurang dari 6 bulan

Efektifitas.
Menyusui anak mencegah ovulasi dan memperpanjang amenorea postpartum . akan tetapi, ovulasi pada suatu saat akan terjadi lagi, dan akan memdahului haid pertama setelah partus. Bila hal ini terjadi, maka konsepsi dapat terjadi selagi wanita tersebut masih dalam keadaan amenorea (membumbung = hamil kembali setelah melahirkan sebelum mandapat haid). Efektifnya sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.

Cara kerja:
Penundaan/penekanan ovulasi.
Keuntungan kontrasepsi
 Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan)
 Segera efektif
 Tidak mengganggu sanggama
 Tidak ada efek samping secara sistematik
 Tidak perlu pengawasan medis.
 Tidak perlu obat atau alat
 Tanpa biaya

Keuntungan Nonkontrasepsi
Untuk bayi.
 Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibody perlindungan lewat ASI)
 Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal.
 Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain tau formula, atau alat minum yang di pakai.

Untuk ibu
 Mengurangi perdarahan pascapersalinan.
 Mengurangi risiko anemia
 Meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi

Yang Dapat Menggunakan MAL
Ibu yang menyusui secara ekslusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belum mendapat haid setelah melahirkan.

Yang tidak seharusnya tidak memakai MAL.
Sudah mendapat haid setelah bersalin.
Tidak menyusui secara eksklusif.
Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.
Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.

# Keadaan yang memerlukan perhatian #
Keadaan anjuran
Ketika mulai memberikan makanan pendamping secara teratur (menggantikan satu kali menyusui). Membantu klien memilih metode lain. Walaupun metode kontrasepsi lain dibutuhkan, klien harus di dorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI
Ketika haid sudah kembali Membantu klien memilih metode lain, walaupun metode kontrasepsi lain di butuhkan, klien harus di dorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI
Bayi menghisap susu tidak sering (on De mand) atau jika < 8 x sehari Membantu klien memilih metode lain. Walaupun metode kontrasepsi lain dibutuhkan klie harus di dorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI
Bayi berumur 6 bulan atau lebih Membantu klien memilih metode lain, walaupun metode kontrasepsi lain di butuhkan, klien harus di dorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI

D. Pantang berkala (Rhythim method)

Seorang wanita hanya dapat hamil selama beberapa hari saja dalam tiap daur haidnya. Masa subur yang disebut juga “fase Ovulasi” mulai 48 jam sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam setelah ovulasi. Sebelum dan sesudah masa itu, wanita tersebut berada dalam masa tidak subur.
Kesulitan cara ini ialah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit untuk ditentukan; ovulasi umumnya terjadi 14  2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Dengan demikian, pada wanita dengan haid teratur, oleh salah satu sebab (misalnya karena sakit) ovulasi tidak datang pada waktu atau sudah datang sebelum saat semestinya.
Pada wanita-wanita dengan daur haid tidak teratur, akan tetapi dengan variasi yang tidak jauh berbeda, dapat diterapkan masa subur dengan suatu perhitungan, di mana daur haid terpendek dikurangi 18 hari dan daur haid terpanjang dikurangi 11 hari. Masa aman ialah sebelum daur haid terpendek yang telah dikurangi. Untuk dapat mempergunakan cara ini, wanita yang bersangkutan sekurang-kurangnya harus mempunyai catatan tentang lama daur haidnya selama 6 bulan, atau lebih baik jika wanita tersebut mempunyai catatan tentang lama daur haidnya selam satu tahun penuh.
Untuk memudahkan pemakaian cara ini, di bawah ini disajikan satu tabel untuk menentukan masa subur dan masa tidak subur.





Tabel menentukan masa subur dan masa tidak subur
Lamanya daur
Haid terpendek Hari pertama
masa subur Lamanya daur
Haid terpanjang Haid terakhir
Masa subur
21 hari
22 hari
23 hari
24 hari
25 hari
26 hari
27 hari
28 hari
29 hari
30 hari
31 hari
32 hari
33 hari
34 hari
35 hari Hari ke- 3
Hari ke- 4
Hari ke- 5
Hari ke- 6
Hari ke- 7
Hari ke- 8
Hari ke- 9
Hari ke-10
Hari ke-11
Hari ke-12
Hari ke-13
Hari ke-14
Hari ke-15
Hari ke-16
Hari ke-17 21 hari
22 hari
23 hari
24 hari
25 hari
26 hari
27 hari
28 hari
29 hari
30 hari
31 hari
32 hari
33 hari
34 hari
35 hari Hari ke- 10
Hari ke- 11
Hari ke- 12
Hari ke- 13
Hari ke- 14
Hari ke- 15
Hari ke- 16
Hari ke- 17
Hari ke- 18
Hari ke- 19
Hari ke- 20
Hari ke- 21
Hari ke- 22
Hari ke- 23
Hari ke- 24


Efektifitas.
Efektifitas dengan cara ini lebih tinggi apabila dibarengi dengan pengukuran suhu basal. Karena dengan pengukuran ini dapat ditentukan dengan tepat saat terjadinya masa ovulasi.

Manfaat
Kontrasepsi
 Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
 Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
 Tidak ada efek samping sistemik
 Murah atau tanpa biaya.

Nonkontrasepsi
 Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
 Menambah pengetahuan tentang system reproduksi pada suami dan istri
 Memungkinkan mengeratkan relasi/hubungan melalui peningkatan komunikasi antara suami-istri/pasangan.
Kekurangan
1. Sebagai kontrasepsi sedang (9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian). Catatan untuk Metode Ovulasi Billings bila aturan ditaati kegagalan 0% (kegagalan metode/method failure dan 0 – 3% kegagalan pemakai user,s failure, yaitu pasangan dengan sengaja atau tanpa sengaja melanggar aturan untuk mencegah kehamilan.
2. Kefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti intruksi.
3. Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang paling efektif secara benar.
4. Di butuhkan pelatih/guru KBA (bukan tenaga medis)
5. Pelatih/guru KBA harus mampu membantu IBU mengenali masa suburnya, memotivasi pasangan untuk menaati aturan jika ingin menghindari kehamilan dan menyediakan alat Bantu jika diperlukan; misalnya buku catatan khusus, thermometer (oral atau suhu basal).
6. Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan
7. Perlu pencatatan setiap hari.
8. Infeksi vagian membuat lendir serviks sulit dinilai.
9. Thermometer basal diperlukan untuk metode tertentu.
10. Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV (virus Hepatitis B) dan HIV/AIDS
E. Metode suhu basal.
Menjelang ovulasi suhu basal badan turun, kurang dari 24 jam sesudah ovulasi suhu badan naik lagi sampai tingkat lebih tinggi dari pada tingkat suhu sebelum ovulasi. Dan tetap tinggi sampai akan terjadinya haid. Bentuk grafik suhu basal badan dengan demikian adalah bifasis, dengan dataran pertama lebih rendah dari pada dataran kedua, dengan saat ovulasi diantaranya.
Pengukuran suhu basal badan diselenggarakan tiap hari sesudah haid berakhir sampai mulainya haid berikutnya. Usaha itu dilakukan sewaktu bangun pagi sebelum menjalankan kegiatan apa-apa, dengan memasukkan thermometer dalam rectum atau dalam mulut dibawah lidah selama 5 menit, suhu tubuh basal (BBT/basal body temperature) akan sedikit turun dan kemudian naik sebesar dan meresap sampai masa ovulasi berikutnya. Hal ini terjadi karena setelah ovulasi, hormone progesterone di sekresi oleh korpus luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik.
Klien disarankan mengukur suhu tubuhnya pada waktu yang sama setiap hari sebelum turun dari tempat tidur, apabila ia bekerja pada malam hari harus mengukur suhu tubuhnya, setelah tidur di sore hari. Ia harus mengukur suhu tubuhnya terlebih dahulu sebelum minum atau makan karena maka ada minum mempengaruhi suhu tubuhnya terlebih dahulu sebelum minum atau makan karena makan dan minum mempengaruhi suhu tubuh basal. Thermometer yang digunakan harus merupakan thermometer ovulasi yang di kalibrasi dalam ukuran 1/10 derajat dimana rentang dan . Thermometer digital dan elektronik dapat di gunakan yang membutuhkan waktu sekitar 45 detik baru di baca suhu dapat di ukur per oral, yang memutuhkan waktu 45 menit atau pervagina atau perrektal, yang membutuhkan waktu 3 menit. Suhu tubuh harus selalu diukur melalui rute yang sama unutk menghindari letak akuratan. Suhu tersebut di catat pada suatu gravid dimulai pada hari pertama masa menstruasinya ketika suhu tubuh telah naik dan berlangsung selama 3 hari maka pasangan tersebut dapat melakukan koitus tanpa perlindungan sampai hari pertama masa menstruasi berikutnya.
Dengan menggunakan suhu basal badan, kontrasepsi dengan jalan pantang berkala dapat ditingkatkan efektifitasnya. Akan tetapi harus diingat bahwa beberapa factor dapat menyebabkan kenaikan suhu basal badan tanpa terjadi ovulasi, misalnya infeksi, kurang tidur, minum alcohol, dan sebagainya.

Keuntungan
 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur
 Membantu wanita yang mengalami siklus tak teratur dengan cara mendeteksi ovulasi
 Dapat membantu menunjukkan perubahan tubuh lain seperti lendir serviks
 Berada dalam kendali wanita
 Dapat digunakan unutk mencegah atau meningkatkan kehamilan

Kerugian
 Membutuhkan motivasi
 Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berncana alami
 Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, stress, alcohol dan obat-obatan seperti aspirin
 Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari, ini akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal
 Tidak mendeteksi permulaan masa subur, sehingga, mempersulit umtuk mencapai kehamilan
 Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanya memdeteksi pascaovulasi

F. Metode lendir Serviks
Metode lendir serviks dilakukan dengan wanita mengamati lendir serviksnya setiap hari. Lendir bervariasi selama siklus setelah menstruasi ada sedikit lendir serviks dan ini sering kali disebut sebagai kering kadar hormone enstrogen dan progesterone rendah dan lendir tersebut dikenal. Sebagai lendir takkenal mungkin tak ada lendir serviks atau mungkin terlihat lengket dan jika direntangkan diantara dua jari akan terputus ketika ovum mulai matang, jumlah estrogen yang dihasilkan meningkat yang menyebabkan peningkatan lendir serviks. Hal ini menandai permulaan fase subur, kadar estrogen terus naik sebelum terjadi ovulasi dan jumlah lendir serviks meningkat dan menjadi jernih, apabila dipegang diantara dua jari, lendir dapat diregangkan dengan mudah tanpa terputus. Lendir ini digambar seperti putih telur mentah dan disebut lendir subur. Hari terakhir lendir ini disebut hari puncak lendir yang hanya dapat diidentifikasi secara retruspektif empat kali setelah hari puncak lendir, lendir tersebut menjadi kental, lengket, dan keruh, dan disebut sebagi lendir tak subur. Perubahan lendir ini, tejadi karena ovum telah dilepaskan dan kadar estrogen telah kurun.
Wanita diajar mengamati dan mencatat lendir serviksnya beberapa kali dalam sehari, baik dengan mengumpulkannya dengan kertas toilet ataupun dengan memasukkan jari tangannya kedalam vaginanya untuk memeriksa konsistensi dan tampilannya. Ia juga didorong untuk mengenali perubahan sensasi lendir serviksnya.

Kerugian
1. membutuhkan komitmen
2. perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami
3. dapat membutuhkan 2 sampai 3 siklus untuk mempelajari metode
4. impeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur
5. beberapa obat yang digunakan mengobati flu dan sebagainya dapat menghambat produksi lendir serviks.
6. melibatkan sentuhan pada tubuh yang tidak disukai beberapa wanita
7. membutuhkan pantangan


keuntungan
1. dalam kendali wanita
2. memberi izin kepada pasangan menyentuh tubuhnya.
3. meningkatkan kesadaran terhadap perubahan pada tubuh
4. memperkirakan lendir yang subur sehingga memungkinkan kehamilan.
5. dapat digunakan menccegah kehamilan.





KONTRASEPSI DENGAN ALAT.
Kontrasepsi dengan menggunakan alat terdiri dari 2 yaitu:
 Secara mekanis
 Secara kimiawi

Kontrasepsi Secara Mekanis Untuk Pria

KONDOM.
Pemakaian kondom untuk tujuan kotrasepsi baru dimulai kira-kira pada abad ke-18 di Inggris. Pada mulanya kondom terbuat dari usus biri-biri. Pada tahun 1844 Goodyear telah berhasil membuat kondom dari karet. Kondom yang klasik terbuat dari karet (lateks) dan usus dari biri-biri. Yang kini paling umum di pakai ialah komdom dari karet; kondom ini umumnya mempunyai tebal kira-kira 0,05 mm. kini telah tersedia berbagai ukuran dengan berbagai macam warna. Dan pada waktu sekarang kondom telah dipergunakan secara luas di seluruh dunia dalam program keluarga berencana.
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus, dan mencegah penggumpalam sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah silindris dengan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka sedang ujung yang buntu berfungsi sebagai penampung sperma. Diameternya biasanya kira-kira 31-36,5 mm dan panjang lebih kurang 19 mm. kondom dilapisi dengan pelicin yang mempunyai sifat spermatisid.
Efektifitas kondom ini tergantung dari mutu kondom dan dari ketelitian dalam penggunaannya.
Mengenai pemakaian kondom perlu diperhatikan hal-hal berikut.
 Jangan melakukan koitus sebelum kondom terpasang dengan baik.
 Pasanglah kondom sepanjang penis yang sedang dalam ereksi. Pada pria yang tidak bersunat, prepusium harus ditarik terlebih dahulu.
 Tinggalkan sebagian kecil dari ujung kondom untuk menampung sperma
 Pada kondom yang mempunyai kantong kecil di ujungnya. Keluarkanlah udara terlebih dahulu sebelum kondom di pasang.
 Pergunakanlah bahan pelicin secukupnya pada permukaan kondom untuk mencegah terjadinya robekan.
 Keluarkanlah penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan ereksi dan tahanlah kondom pada tempatnya ketika penis di keluarkan dari vagina, supaya sperma tidak tumpah.

Keuntungan
Selain untuk memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin yaitu bisa juga di pergunakan untuk tujuan kontrasepsi.
Kekurangan.
 Ada kalanya pasangan yang mempergunakannya merasakan selaput karet tersebut sebagai penghalang dalam kenikmatan sewaktu melakukan koitus.
 Ada pula pasangan yang tidak menyukai kondom oleh karena adanya asosiasi dengan soal pelacuran.
 Kegagalan pemakaian kondom yaitu bocor atau koyaknya alat itu atau tumpahnya sperma yang di sebabkan oleh tidak dikeluarkannya penis segera setelah terjadi ejakulasi.


Efek Samping.
Efek samping kondom tidak ada, kecuali jika ada alergi terhadap bahan untuk membuat karet.

Kontrasepsi Secara Mekanis Untuk Wanita
Pessarium
Bermacam-macam pessarium telah di buat untuk tujuan kontrasepsi. Secara umum pessarium dapat di bagi atas 2 golongan, yakni;
 Diafragma vaginal
 Cervical cup

Diafragma Vaginal
Diafragma vaginal adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diensersikanke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Dewasa ini diafragma vaginal terdiri atas kantong karet yang berbentuk mangkuk dengan per elastis pada pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logam tipis yang tidak dapat berkarat, ada pula yang dari kawat halus yang tergulung sebagai spiral dan mempunyai sifat seperti per.
Ukuran diafragma vaginal yang beredar di pasaran mempunyai diameter antara 55 sampai 100 mm. tiap-tiap ukuran mempunyai perbedaan diameter masing-masing 5 mm. besarnya ukuran diafragma yang akan dipakai oleh akseptor di tentukan secara individual.
Diaframa dimasukkan ke dalam vagina sebelum koitus untuk menjaga jangan sampai sperma masuk ke dalam uterus. Untuk memperkuat khasiat diafragma, obat spermatisida dimasukkan ke dalam mangkuk dan dioleskan pada pinggirnya. Diafragma vaginal sering dianjurkan pemakaiannya dalam hal-hal seperti:
1) Keadaan dimana tidak tersedia cara yang lebih baik;
2) Jika frekuensi koitus tidak seberapa tinggi, sehingga tidak di butuhkan perlindungan yang terus-menerus;
3) Jika pemakaian pil, AKDR, atau cara lain harus dihentikan untuk sementara waktu oleh karena sesuatu sebab.
Pada keadaan-keadaan tertentu pemakaian difragma tidak dapat di benarkan misalnya pada:
 Sistokel yang berat
 Prolapsus uteri
 Fistula vagina
 Hiperantefleksio atau hiperretrofleksio uterus.
Diafragma paling cocok untuk di pakai pada wanita dengan dasar panggul yang tidak longgar dan dengan tonus dinding vagina yang baik.
Jenis-jenis:
1. Flat spring (flat metal band)
2. Coil Spring (coiled wire)
3. Arching Spring(kombinasimetal spring)
Cara kerja:
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas(uterus dan tuba Fallopi) dan sebagai alat tempat spermisida.



Cara Pemakaian Diafragma Vaginal
Jika akseptor telah setuju mempergunakan cara ini, terlebih dahulu ditentukan ukuran difragma yang akan di pakai. Dengan mengukur jarak antara simfisis bagian bawah dan forniks vaginae posterior dengan menggunakan jari telunjuk dari jari tengah tangan dokter, yang dimasukkan ke dalam vagina akseptor. Kemudian kepadanya di terangkan anatomi alat-alat genital bagian dalam dari wanita, dan di jelaskan serta didemonstrasikan cara memasang diafragma vaginal. Pinggir mangkuk dijepit antara ibu jari telunjuk, dan difragma di masukkan ke dalam vagina sesuai dengan sumbunya.
Setelah selesai pemasangannya, akseptor harus meraba dengan jarinya bahwa porsio servisis uteri terletak di atas mangkuk, pinggir atas difragma di forniks vagina posterior, dan pinggir bawah dibawah simfisis, kemudian, akseptor di suruh sendiri memasang diafragma, mengontrol apakah letaknya sudah benar, dan akhirnya mengeluarkannya. Akseptor harus melatih diri untuk menggunakan diafragma. Jika perlu, pemasukan diafragma ke dalam vagina dapat dilakukan dengan menggunakan introducer. Difragma harus dimasukkan sebelum coitus; pemasukannya dapat dilakukan dalam posisi tidur terlentang, dengan kaki di bengkokkan dalam lutut dan kaki terbuka sedikit, dalam posisi berjongkok, atau dalam posisi berdiri dengan satu kaki di tinggikan.
Sebelum dimasukkan, obat spermatisida diletakkan dalam mangkuk diafragma serta di oleskan pada pinggirnya. Setelah coitus, diafragma tidak boleh segera di keluarkan, akan tetapi harus di tunggu 6 samapi 8 jam. Dalam waktu itu sperma dalam vagina di kirakan sudah mati.


Cara penyimpanan diafragma vaginal.
Setelah di pakai, diafragma vaginal di cuci dengan air dan sabun dingin sampai bersih, lalu di keringkan dengan kain halus, dan kemudian di beri bedak. Diafragma vaginal harus disimpan di tempat yang tidak boleh kena panas. Sekali-sekali diafragma harus diperiksa, apakah tidak bocor atau apakah cincin mangkuk tidak rusak. Jika di jaga dengan baik, diafragma dapat di pergunakan untuk selama kira-kira 1-1½ tahun.

Efek Samping.
Umumnya diafragma vaginal tidak menimbulkan banyak efek sampingan. Efek sampingan mungkin disebabkan oleh reaksi alergik terhadap obat-obat spermatisida yang dipergunakan, atau oleh karena terjadi perkembangbiakan bakteri yang berlebihan dalam vagina jika diafragma di biarkan terlalu lama terpasang di situ.

Kekurangan
Kekurangan khasiat diafragma vaginal ialah:
1. Di perlukan motivasi yang cukup kuat
2. Umumnya hanya cocok untuk wanita yang terpelajar dan tidak untuk dipergunakan secara massal.
3. Pemakaian yang tidak teratur dapat menimbulkan kegagalan
4. Tingkat kegagalan lebih tinggi dari pada pil atau AKDR
5. pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran urethra
6. pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih harus berda di posisinya.
7. efektifitas sedang (bila digynakan dengan spermisida angka kegagalan 6-16 kehmilan per 100 perempuan pertahun pertama)


Keuntungan
a. Hampir tidak ada efek sampingan
b. Dengan motivasi yang baik dan pemakaian yang betul, hasilnya cukup memuaskan
c. Dapat dipakai sebagai pengganti pil AKDR pada wanita-wanita yang tidak boleh mempergunakan pil atau AKDR oleh karena suatu sebab.
d. Tidak mengganggu produksi ASI pada saat menyusui
e. Tidak mengganggu hubungan seksual karena terpasang sampai 6 jam sebelumnya.
f. Tidak mengganggu kesehatan klien
g. Salah stu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya apabila digunakan dengan spermisida
h. Bila digunakan pada saat haid, dapat menampung darah menstruasi


Cervical Cup
Cervical cap di buat dari karet atau plastic, dan mempunyai bentuk mangkuk yang dalam dengan pinggirnya terbuat dari karet yang tebal. Ukurannya ialah dari diameter 22 mm sampai 33 mm; jadi lebih kecil dari pada diafragma vaginal. Cap ini dipasang pada portio servisis uteri seperti memasang topi dan dirancang untuk terpasang pas di serviks dan adanya isapan bukan karena tegangan pegas seperti pada diafragma.

Variasi
Preventif cavity-rim cap, yang terbuat dari karet merah muda padat dengan tepi menebal yang membentuk lekuk kecil adalah tipe yang paling sering digunakan, lkuk ini di maksudkan untuk meningkatkan penghisapan kesisi serviks. Ukuran yang diukur dari garis tengah internal tepi, berkisar dari 21 sampai 31 mm sekarang sudah tersedia topi karet atau silicon satu ukuran yang lain.

Cara kerja
Dengan menutupi serviks topi berfungsi sebagai barier fisik terhadap masuknya sperma ke dalam kanalis servikalis.

Efektifivitas
Studi terakhir mendapati angka kehamilan bervariasi dari 8 sampai 20 per 100 tahun. Wanita sekitar separuh dari kehamilan tersebut disebabkan oleh kegagalan pemakai, dan penyebab utama lainnya adalh terlepasnya topi secara tidak sengaja sewaktu berhubungan intim.

Indikasi
Apabila ada permintaan untuk pessarium oklusif oleh seorang wanita yang tidak cocok menggunakan diaphragm, asalkan serviks normal dan sehat mengarah ke bawah sesuai sumbu vagina dan tidak menekik ke belakang.
Kontraindikasi
1. Serviks yang pendek atau rusak
2. Raba serviks purulen yang memberi kesan infeksi
3. Ketidakmampuan meraih serviks dengan jari tangan

Keuntungan
1. Cocok bagi wanita yang tonus ototnya lemah dan beberpa kasus prolaps uterovagina.
2. Tidak dirasakan oleh pasangan pria
3. Tidak ada pengurangan sensasi vagina
4. Pasnya topi di serviks tidak dipengaruhi oleh perubahan ukuran vagina, baik sewaktu berhubungan intim atau akibat perubahan berat tubuh
5. Tidak seperti diafragma, topi serviks dapat di pasang selama beberapa hari sebagian mengatakan bahwa topi dapat dipasang selam intervalantara menstruasi, walaupun hal ini tidak di anjurkan, praktik standar di Inggris menganjurkan pasien untuk tidak memakainya selama lebih dari 24 jam.kecil kemungkinannya menyebabkan gejala saluran kemih.

Kekurangan
1. Memerlukan pemilihan ukuran dan kecockan tapi yang akurat agar topi tidak terlepas sewaktu berhubungan intim
2. Pemasangan dan pengeluaran sendiri topi serviks lebih sulit dari pada diafragma
3. Dapat timbul bau tidak sedap apabila topi di pasang lebih dari satu atau dua hari.
Kondom Wanita
Kondom wanita adalah suatu sarung poliuretan dengan panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujung terbukanya melekat kesuatu cincin poliuretan lentur, sebuah cincin poliuretan (yang dapat dilepas) di dalam kondom berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan kondom ini divagina.
Kondom ini memiliki satu ukuran dengan pelumas berbahan dasar silicon dan tidak memerlukan pelumas spermisida serta hanya sekali pakai, alat ini dapat dibeli tanpa resep dengan nama dagang femidom (reality di Amerika utara dan femy di Spanyol) apabila pasangan telah terbiasa memakainya maka respon merugikan yang terjadi pada awal pemakaian kondom wanita jelas akan berkurang.

Cara kerja.
Seperti metode barier lainnya, kondom wanita mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita.

Efektivitas
studi mengenai efektivitas kondom wanita menunjukkan bahwa kondom ini sama efektifnya dengan diafragma, angka kegagalan berkisar dari 5 sampai per 100 tahun wanita, wanita yang memliki motivasi kuat dan menggunakannya dengan benar dan konsistensi dapat diharapkan memiliki angka kegagalan yang rendah.


Indikasi
Apabila pasangan menghendaki pihak wanita yang menggunakan metode barier reversible sebagi kontrasepsi
Untuk perlindungan maksimum terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS)

Kontraindikasi
Beberapa pasangan secara psikologis tidak dapat menerima pemakaian kondom wanita.

Keunggulan
1. Suatu metode kontrasepsi efektif yang dikendalikan oleh wanita
2. Dapat di beli tanpa resep di sebagian besar apotik dan dapat diperoleh secara gratis dari beberapa klinik keluarga berencana
3. Memberikan perlindungan sangat tinggi terhadap IMS dengan cara melindungi vulva dan uretra Study in vitro menunjukkan bahwa tidak ada kebocoran HIV atau sitomegalovirus melalui kondom wanita.
4. Lebih kuat dari pada kndom pria yang terbuat dari lateks dengan resiko robek lebih kecil serta tidak melemah oleh preparat-preparat vagina berbahan dasar minyak
5. Bagi pasangan pria, penurunan kenikmatan lebih kecil di bandigkan dengan kondom lateks.
6. Dapat di pasang jauh sebelum hubungan intim (yi; beberapa jam)dan juga di biarkan beberapa waktu setelah ejakulasi sehingga proses hubungan intim tidak terganggu.


Kekurangan
Penampilan kurang menarik
1. Kenikmatan terganggu dan timbul suara “gemerisik” sewaktu berhubungan intim.
2. Proses pemasangan awal mungkin sulit tetapi dengan pemakaian berulang hal ini biasanya cepat diatasi
3. Kadang-kadang dapat terdorong seluruhnya masuk kedalam vagina atau penetrasi dapat terjadi keluar kondom tersebut
4. Mahal sedang dilakukan riset untuk mengembangkan kondom wanita yang dapat dicuci yang dapat digunkan kembali.

Petunjuk pemakaian
1. Masukkan kondom wanita dengan posisi berjongkok, dengan 1 kaki diatas kursi atau berbaring
2. Tekan cincin bagian dalam, yang ditutupi oleh sarung, diantara jempol dan jari lain maukkan akondom kedalam vagina seperti memasukkan tampon
3. Setelah kondom berada pada vagina dorong cincin dalam setinggi sehingga cincin tersebut akan tetap pada posisi tersebut sewaktu berhubungan intim
4. Cincin luar harus melekat erat ke vulva
5. Segera setelah hubungan intim, pegang cincin luar dan tarik keluar kondom secara hati-hati
6. Buang di tempat sampah dan jangan dimasukkan ke dalam toilet.






Kontrasepsi secara kimiawi/obat-obatan

Spermisida (spermatisida)
Penggunaan obat-obat spermatisida untuk tujuan kontrasepsi telah di kenal sejak zaman dahulu. Berbagai bahan telah digunakan dalam berbagai bentuk untuk dimasukkan ke dalam vagina.
Obat spermatisida yang dipakai terdiri dari atas 2 komponen, yaitu zat kimiawi yang mampu mematikan spermatozoon. Dan vehikulum yang non aktif dan yang diperlukan untuk membuat tablet atau cream/jelly. Makin erat hubungan antara zat kimia dan sperma, makin tinngi efektifitas obat. Oleh sebab itu, obat yang paling baik adalah yang dapat membuat busa setelah di masukkan ke dalam vagina, sehingga kelak busanya dapat mengelilingi serviks uteri dan menutup ostium uteri eksternum. Cara kontrasepsi dengan obat spermatisida umumnya di gunakan bersama-sama dengan cara lain . efek sampingan jarang terjadi dan umumnya berupa reaksi alergik.
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk :
Aerosol (busa)
Tablet vaginal, suppositoria atau dissolvable film.
Krim.

Cara kerja
Menyababkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Pilihan
 Busa (aerosol) efektif segera setelah insersi
 Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metode kontrasepsi
 Tablet vagina, suppositoria dan film penggunaanya disarankan menunggu 10-15 menit sesudah dimasukkan sebelum hubungan seksual.
 Jenis spermisida jelli biasanya hanya digunakan dengan diagfragma.

Manfaat
Kontrasepsi
1. efektif seketika (busa dan krim).
2. tidak menggangu produksi ASI.
3. bisa digunakan sebagai metode lain.
4. tidak mengganggu kesehatan klien.
5. tidak mempunyai pengaruh sistemik.
6. mudah digunakan.
7. meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
8. tidak perlu resep dokter atau pemerikasaan khusus.

Nonkontrasepsi
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.

Keterbatasan
 Efektifitas kurang (18-29 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama).
 Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan.
 Ketergantungan pengguna dari motifasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual.
 Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria dan film).
 Efektifitas aplikasi hanya 1-2 jam.

Seleksi klien pengguna spermisida
S P E R M I S I D A
Sesuai untuk klien yang Tidak sesuai untuk klien yang
 Tidak dianjurkan metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok atau diatas usia 35 thn
 Tidak menyukai penggunaan AKDR
 Menyusui dan perlu kontrasepsi


 Memerlukan proteksi terhadap IMS
 Emerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain  Berdasarkan umur dan paritas seta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan resiko tinggi
 Terinfeksi saluran uretra
 Tidak stabil psikis atau tidak suka menyetuh alat kelaminnya (vulva dan vagina)
 Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
 Ingin metode KB efektif





Penanganan Efek Samping Dan Masalah Lain :
Efek Samping dan Masalah Penanganan
Iritasi vagina Periksa adanya vaginitis dan IMS. Jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau Bantu klien memilih metode lain.
Iritasi penis dan tidak nyaman Periksa IMS, jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.
Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Jika tidak ada perubahan, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbada atau Bantu klien memilih metode lain.
Kegagalan tablet tidak larut Pilih spermisida lain dengan komposisi kimi berbeda atau Bantu klien memilih metode lain.




Cara penggunaan/instruksi bagi klien
 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator(busa atau krim)dan insersi spermisida.
 Penting untuk menggunakan spermisida setiap melakukan aktivitas hubungan seksual.
 Jarak tunggu sesudah memasukkan tablet vagina atau suppositoriaadalah 10-15 menit.
aerosol(busa)
Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan.
Tempatkan kontainer dengan posisi ke atas,letakkan aplikator pada mulut container,dan tekan aplikator untuk mengisi busa.
Sambil berbaring lakukan insersi aplikator kedalam vagina mendekati serviks.Dorong sampai busa keluar.
Aplikator segera dicuci pakai sabun dan air,tiriskan,dan keringkan.Jangan berbagi aplikator dengan orang lain.

tablet vagina atau suppositoria atau film/tissue
 Cuci tangan sebelum membuka paket.
 Lepaskan tablet atau suppositoria dari paket.
 Sambil berbaring masukkan tablet vagina atau suppositoria jauh kedalam vagina.
 Tunggu 10-15 menit sebelum mulai berhubungan seksual.
 Sediakan selalu ekstra pengadaan tablet vagina atau suppositoria di tempat.
Catatan: Beberapa busa dari tablet vagina menyebabkan rasa hangat di vagina.Itu normal-normal saja.




Krim
 Insersi kontrasepsi krim setelah dikemas di dalam aplikator sampai penuh,masukkan ke dalam vagina sampai mendekati serviks.
 Tekan alat pendorong sampai krim keluar.idak perlu menunggu kerja krim.
 Aplikator harus dicuci dengan sabun dan air sesuai dengan pencegahan infeksi untuk alat-alat,tiriskan dan keringkan.
 Untuk memudahkan pembersihan alat,pisahkan bagian-bagiannya.jangan berbagi aplikator dengan orang lain.
 Sediakan selalu ekstra pengadaan krim terutama apabila ternyata container kosong.

Kini dipasaran terdapat banyak obat-obat spermatisida, antara lain dalam bentuk:
Suppositorium: Lorofin Suppositoria, rendel pessaries. Soppositurium di masukkan sejauh mungkin ke dalam vagiana sebelum coitus. Obat ini baru mulai aktif setelah 5 menit. Lama kerjanya kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.
Jelly atau creme: 1)Perseptin vaginal jelly,orthogynol vaginal jelly, 2)Delven vaginal creme.jelly lebih encer dari pada creme.obat ini disemprotkan ke dalam vagina dengan menggunakan suatu alat.lama kerjanya kurang lebih 20 sampai 1 jam.
Tablet busa:Sampoon,volpar,Syn-A-Gen.Sebelum digunakan,tablet terlebih dahulu dicelupkanke dalam air,kemudian dimasukkan kedalam vagina sejauh mungkin.Lama kerjanya 30 sampai 60 menit.
C-film,yang merupakan benda yang tipis ,dapat lipat,dan larut dalam air.Dalam vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat disperse yang tinggi dan menyebar pada porsio uteri dan vagina.Obat mulai efektif setelah 30 menit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar