PENANGANAN EFEK SAMPING
ALAT KONTRASEPSI
Disusun oleh :
KELOMPOK : VI
ANGGOTA : ANISA MARGARETASARI (70400008003)
MARDIANI (70400008038)
NUR’AENI (70400008043)
SRI WAHYUNI (70400008053)
FIRDA WAHYUNI (70400008047)
ROSMAWATI (70400008051)
D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2010
PEMBAHASAN
METODE BARIER
1. KONDOM
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks(karet), plastik(vinil), atau bahan alami(produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan sex.
a. Cara kerja :
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan.
b. Efek samping :
1. Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan),
2. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan.
3. Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida)
4. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
c. Penanganan efek samping :
1. Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung kondom.
2. Jika dicurigai ada kebocoran, pertimbangkan pemberian Morning After Pill.
3. Reaksi alergi,meskipun jarang,dapat sangat mengganggu dan bisa berbahaya.jika keluhan menetap sesudah berhubungan dan tidak ada gejala IMS,berikan kondom alami(produk hewani:lamb skin atau gut)atau bantu klien memilih metode lain.
4. Jika penurunan kepekaan tidak bisa ditolelir biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjurkan pemakaian metode lain.
2 DIAFRAGMA
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
a. Cara kerja :
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat spermisida.
b. Efek samping :
1. Infeksi saluran uretra
2. Dugaan adanya reaksi alergi diafragma atau dugaan adanya reaksi alergi spermisida
3. Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/rektum
4. Timbul cairan vagina dan berbau jika dibiarkan lebih dari 24 jam.
c. Penanganan efek samping :
1. Pengobatan dengan antibiotik yang sesuai,apabila diafragma menjadi pilihan utama dalam ber-KB.Sarankan untuk segera mengosongkan kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual atau sarankan memakai metode lain.
2. Walaupun jarang terjadi, terasa kurang nyaman dan mungkin berbahaya. Jika ada gejala iritasi vagina, khususnya pasca sanggama, dan tidak mengidap IMS, berikan spermisida yang lain atau bantu untuk memilih metode lain.
3. Pastikan ketepatan letak diafragma apabila alat terlalu besar. Cobalah dengan ukuran yang lebih kecil. Tindaklanjuti untuk meyakinkan masalah telah ditangani.
4. Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina (tampon dll.),jika tidak ada,sarankan klien untuk melepas diafragma setelah melakukan hubungan seksual,tapi tidak kurang dari 6 jam setelah aktivitas terakhir. setelah diangkat (difragma harus dicuci dengan hati-hati menggunakan sabun cair dan air,jangan menggunakan bedak atau talk jika akan disimpan).jika mengidap IMS, lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi.
3 SPERMISIDA
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam beberapa bentuk yaitu sebagai berikut :
• Aerosol (busa)
• Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film.
• Krim
a. Cara kerja :
Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
b. Efek samping dan masalah :
1. Iritasi vagina
2. Iritasi penis dan tidak nyaman
3. Gangguan rasa panas di vagina
4. Kegagalan tablet tidak larut
c. Penanganan efek samping :
1. Periksa adanya vaginitis dan IMS. Jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.
2. Periksa IMS, jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.
3. Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Jika tidak ada perubahan, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.
4. Pilih spermisida lain dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.
KONTRASEPSI KOMBINASI
(HORMON ESTROGEN DAN PROGESTERON)
1. PIL KOMBINASI
Pil kombinasi ini ada 3 jenis yaitu :
• Monofasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
• Bifasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
• Trifasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
a. Cara kerja :
1. Menekan ovulasi
2. Mencegah implantasi
3. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
4. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
b. Efek samping :
1. Amenorea (tidak ada perdarahan, atau spotting)
2. Mual, pusing, atau muntah(akibat reaksi anafilaktik)
3. Perdarahan pervaginam/spotting
c. Penanganan efek samping :
1. Periksa Dalam atau tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar, tenanglah. Tidak datang haid kemungkinan besar karena kurang adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium. Tidak perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil dengan dosis estrogen 50 mg, atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi. Bila klien hamil intrauterin, hentikan pil, dan yakinkan pasien, bahwa pil yang telah diminumnya tidak punya efek pada janin.
2. Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Bila tidak hamil, sarankan minum pil saat makan malam, atau sebelum tidur.
3. Tes kehamilan,atau pemeriksaan ginekologik.Sarankan minum pil pada waktu yang sama.jelaskan bahwa perdarahan/spotting hal yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama,dan lambat laun akan berhenti.Bila perdarahan/spotting tetap saja terjadi,ganti pil dengan dosis estrogen lebih tinggi(50 mg) sampai perdarahan teratasi,lalu kembali ke dosis awal.Bila perdarahan/spotting timbul lagi,lanjutkan lagi dengan dosis 50 mg,atau ganti dengan metode kontrasepsiyang lain.
2 SUNTIKAN KOMBINASI
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I M sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I M sebulan sekali.
a. Cara kerja :
1. Menekan ovulasi
2. Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
3. Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
b. Efek samping :
1. Amenurea
2. Mual/pusing/Muntah
3. Perdarahan/perdarahan bercak(spotting)
c. Penangana efek samping
1. bila tidak terjadi kehamilan,dan tidak perlu diberi pengobatan khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak berkumpul dalam rahim. Anjurkan klien untuk kembali ke klinikbila tidak datangnya haid masih menjadi masalah.Bila klien hamil,rujuk klien.Hentikan penyuntikan,dan jelaskan bahwa hormon progestin dan estrogen sedikit sekali pengaruhnya pada janin.
2. Pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil, segera rujuk. Bila tidak hamil, informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang dalam waktu dekat.
3. Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan yang lain. Jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal biasa. Bila perdarahan berlanjut dan mengkhawatirkan klien, metode kontrasepsi lain perlu dicari.
KONTRASEPSI PROGESTERON
1. KONTRASEPSI SUNTIKAN PROGESTIN
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu :
• Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong)
• Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat),yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat, di berikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.
a. Cara kerja :
1. Mencegah ovulasi
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
b. Efek samping :
a. Amenorea(tidak terjadi perdarahan/spotting).
b. Perdarahan/perdarahan bercak(spotting)
c. Meningkatnya/menurunnya berat badan
c. Penanganan efek samping :
1. Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim
Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyuntikan
Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera.
Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik
2. Informasikan bahwa perdarahan ringan sering di jumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan
-1 siklus pil kontrasepsi kombinasi(30-35 mg etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain.Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrsepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 mg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari
3. Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat dan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Perhatikanlah diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila berat badan berlebihan,hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
2. KONTRASEPSI PIL PROGESTIN(MINIPIL)
• Kemasan dengan isi 35 pil: 300 mg levonorgestrel atau 350 mg noretindron.
• Kemasan dengan isi 28 pil : 75 mg desogestrel.
a. Cara kerja minipil :
1. Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat)
2. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
b. Efek samping :
1. Armenorea
2. Perdarahan tidak teratur/spotting
c. Penanganan efek samping :
1. Pastikan hamil atau tidak, bila tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus. Cukup konseling saja. Bila amenorea berlanjut atau hal tersebut membuat klien khawatir, rujuk ke klinik.Bila hamil, hentikan pil, dan kehamilan dilanjutkan. Jelaskan kepada klien bahwa minipil sangat kecil menimbulkan kelainan pada janin.Bila diduga kehamilan ektopik, klien perlu dirujuk, jangan memberikan obat-obat hormonal untuk menimbulkan haid. Kalaupun diberikan tidak ada gunanya.
2. Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan/tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus. Bila klien tetap saja tidak dapat menerima kejadian tersebut, perlu dicari metode kontrasepsi lain.
3. KONTRASEPSI IMPLAN
Ada 3 jenis kontrasepsi implan yaitu:
1. Norplant
2. Implanon
3. Jadena dan Indoplant
1. Cara kerja :
1. Lendir serviks menjadi kental
2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
3. Mengurangi transfortasi sperma
4. Menekan ovulasi
2. Efek samping :
1. Amenorea
2. Perdarahan bercak/spotting ringan
3. Ekspulsi
4. Infeksi pada daerah insersi
5. Berat badan naik/turun
3. Penanganan efek samping :
1. Pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil, tidak memerlukan penanganan khusus, cukup konseling saja.
Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat implan dan anjurkan menggunakan kontrasepsi lain.
Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilan, cabut implan dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, klien dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat hormon untuk memancing timbulnya perdarahan.
2. Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun pertama. Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implan dapat diberikan pil kombinasi satu siklus,atau ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari.
3. Cabut kapsul yang ekspulsi,periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat,dan apakah ada tanda-tanda infeksi daerah insersi.bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada dalam tempatmya,pasang kapsul baru 1 buah pada tempat yang berbeda.bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain,atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.
4. Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau antiseptik. Berikan antibiotik yang sesuai dalam 7 hari. Implan jangan dilepas dan klien diminta kembali satu minggu.Apabila tidak membaik, cabut implan dan pasang yang baru pada sisi lengan yang lain atau cari metode kontrasepai yang lain. Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implan, lakukan perawatan luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari.
5. Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain.
4. AKDR Dengan Progestin
Jenis AKDR yang mengandung hormon steroid adalah Prigestase yang mengandung Progesteron dari Mirena yang mengandung Levonorgestrel.
a. Cara kerja :
1. Endometrium mengalami transformasi yang ireguler,epitel atrofi sehingga mengganggu implantasi
2. Mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok bersatunya ovum dengan sperma
3. Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii
4. Menginaktifkan sperma
b. Efek samping :
1. Amenorea
2. Kram
3. Perdarahan yang tidak teratur dan banyak
4. Benang hilang
5. Cairan vagina/dugaan penyakit radang panggul
c. Penanganan efek samping :
1. Pastikan hamil atau tidak. Bila klien tidak hamil, AKDR tidak perlu dicabut, cukup konseling saja. Jika terjadi kehamilan kurang dari 13 minggu dan benang AKDR terlihat, cabut AKDR. Jangan mencabut AKDR jika benangnya tidak terlihat dan kehamilannya > 13 minggu. Jika klien hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut AKDR-nya, jelaskan kepadanya tentang meningkatnya resiko keguguran, kehamilan preterm, infeksi dan kehamilannya harus diawasi ketet.
2. Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan yang sesuai. Jika kramnya tidak parah dan tidak ditemukan penyebabnya, cukup diberi analgetik saja. Jika penyebabnya tidakdapat ditemukan dan menderita kram berat, cabut AKDR, kemudian ganti dengan AKDR baru atau cari metode kontrasepsi lain.
3. Singkirkan infeksi panggul atau kehamilan ektopik,rujuk klien bila dianggap perlu.Bila tidak ditemukan kelainan patologik dan perdarahan masih terjadi,dapat diberin ibuprofen 3 x 800 mg untuk satu minggu ,atau pil kombinasi satu siklus saja.Bila perdarahan terus berlanjut sampai klien anemia,cabut AKDR dan bantu klien memilih metode kontrasepsi lain.
4. Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR masih ditempat, tidak ada tindakan yang perlu dilakukan. Bila tidak yakin AKDR masih ada didalam rahim dan klien tidak hamil, maka klien dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan rontgen/USG. Bila tidak ditemukan, pasang kembali AKDR sewaktu datang haid.
5. Bila penyebabnya kuman gonokokus atau klamidia, cabut AKDR dan berikan pengobatan yang sesuai. Bila klien dengan penyakit radang panggul dan tidak ingin memakai AKDR lagi berikan antibiotik selama 2 hari dan baru kemudian AKDR dicabut dan bantu klien memilih metode kontrasepsi lain.
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM(AKDR)
a) Jenis :
1. AKDR CuT-380A: kecil,kerangka dari plastik yang fleksibel,berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat yang terbuat dari tembaga(Cu).
2. NOVA T (Schering)
b) Cara kerja :
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
c) Efek samping :
1. Amenorea
2. Kejang
3. Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur
4. Benang yang hilang
5. Adanya pengeluaran cairan dari vagina/dicurigai adanya PRP
d) Penangana efek samping
1. Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki. Apabila hamil jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan < 13 minggu.
2. Pastikan dan tegaskan adanya penyakit radang panggul dan penyebab lain dari kekejangan. Beri analgetik untuk sedikit meringankan. Apabila kliem mengalami kejang yang berat, lepaskan AKDR dn bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
3. Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibuprofen (800 mg,3 x sehari selama satu minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan). AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki.
4. Pastikan adanya kehamilan atau tidak.Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan kondom. Periksa talinya didalam saluran endoserviks dan kavum uteri, apabila tidak ditemukan rujuklah ke dokter, lakukan X-ray atau pemeriksaan ultrasound.
5. Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidia, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR dikeluarkan, beri metode lain sampai masalahnya teratasi.
KONTRASEPSI MANTAP
1. TUBEKTOMI
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan.
a. Jenis : Minilaparatomi
Laparaskopi
b. Cara kerja :
Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
c. Efek samping :
1. Infeksi luka
2. Demam pascaoperasi (> 38 ’ c)
3. Luka pada kandung kemih,intestinal (jarang terjadi)
4. Hematoma(subkutan)
5. Emboli gas yang diakibatkan oleh laparaskopi(sangat jarang terjadi)
6. Rasa sakit pada lokasi pembedahan
7. Perdarahan superfisial
d. Penanganan :
1. Apabila terlihat infeksi luka,obati dengan antibiotik.
2. Obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan
3. Apabila kandung kemih atau usus luka dan diketahui sewaktu operasi,lakukan reparasi primer.Apabila ditemukan pascaoperasi,dirujuk ke rumah sakit yang tepat bila perlu.
4. Gunakan packs yang hangat dan lembab ditempat tersebut.
5. Ajukan ke tingkat asuhan yang tepat dan mulailah resusitasi intensif, termasuk cairan I.V.Resusitasi kardio pulmonar, dan tindakan penunjang kehidupan lainnya.
6. Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati berdasarkan apa yang ditemukan.
7. Mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang ditemukan.
2. VASEKTOMI
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghintikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan okulasi vasa diferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
a. Efek samping :
1. Infeksi kulit pada daerah operasi
2. Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien.
3. Hidrokel atau varikokel yang besar
4. Hernia inguinalis
5. Filariasis
6. Undesensus testikularis
7. Massa intraskrotalis
8. Anemia berat,gangguan pembekuan darah
b. Penanganan :
1. Pertahankan band aid selama 3 hari
2. Luka yang sedang dalam penyembuhan jangan di tarik-tarik atau di garuk.
3. Boleh mandi setekah 24 jam,asal daerah luka tidak basa. Setelah 3 hari luka boleh dicuci dengan sabun dan air
4. Pakailah penunjang skrotum, usahakan daerah operasi kering
5. Jika ada nyeri, berikan 1-2 tablet analgetik seperti parasetamol atau ibuprofen setiap 4-5 jam
6. Hindari mengangkat barang berat dan kerja keras untuk 3 hari
7. Boleh bersenggama sesudah hari ke 2-3. Namun untuk mencegah kehamilan, pakailah kondom atau cara kontrasepsi lain selama 3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali
8. Periksa semen 3 bulan pascavasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi.
Aqu suka,,
BalasHapussmoga bermanfaat...
salut ma klean,,
BalasHapuskpn y bsa ngikutin jejaknya,,,