BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang Masalah
Wabah avian influenza atau flu burung (yang disebabkan oleh virus subtipe H5N1) yang terjadi saat ini, pertama kali terdeteksi pada unggas di Korea Selatan pada bulan Desember 2003. Virus ini secara bertahap terus berkembang dan menyerang burung peliharaan, burung liar dan burung yang bermigrasi serta hewan lain seperti babi, kucing dan harimau, dan terus menyebar ke negara-negara lain. Saat ini virus ini telah menyerang unggas di 12 negara, termasuk Indonesia.
Wabah flu burung (Avian Influenza : AI) saat ini telah menjadi isu global. Penanganan yang serius perlu segera diambil agar wabah flu burung tidak bermutasi menjadi flu yang menular dari manusia ke manusia dan menjadi wabah pandemi influenza (Pandemic Influenza : PI). Kerugian yang terjadi seandainya virus flu burung menjadi flu yang menular dari manusia ke manusia akan sangat besar berupa kerugian ekonomi akibat banyaknya unggas yang harus dimusnahkan, kerugian berupa biaya sosial karena banyaknya orang yang sakit dan bahkan meninggal di Indonesia.
Untuk dapat menentukan usaha pencegahan dan penanganan pada avian influenza,maka kita perlu mengenal terlebih dahulu apa itu avian influenza,bagaimana sifat nya,patogenesisnya dan gejalanya .Sehingga kita dapat menetukan usaha untuk mencegahnya secara tepat.
B.Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud denganFlu burung?
2. Apa penyebab flu burung dan bagaimana penularannya?
3. Bagaimana gejala penyakit flu burung?
4. Bagaimana pencegahan penyakit flu burung?
5. Bagaimana pengobatan penyakit flu burung?
6. Bagaimana upaya pencegahan flu burung di bidang promosi kesehatan?
C.Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan pengertian penyakit flu burung
2. Menjelaskan penyebab dan proses penularan flu burung
3. Mendeskripsikan gejala dari flu burung
4. Mendiskripsikan pencegahan penyakit flu burung
5. Mendeskripsikan pengobatan penyakit flu burung
6. Memaparkan upaya pencegahan flu burung di bidang promosi kesehatan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
GAMBARAN UMUM MENGENAI AVIAN INFLUENZA
A.Defenisi flu burung
Flu burung (avian influenza [AI] ) adalah penyakit influenza (disebabkan oleh virus influenza tipe A) yang terdapat pada (menyerang) unggas dan umumnya tidak menular pada manusia.Namun beberapa tipe (subtipe) di antaranya ternyata dapat menyerang manusia khususnya oleh virus influenza influenza subtipe H5N1.
Flu burung dikenal juga dengan avian flu dan dapat menimbulkan penyakit dengan derajat keparahan yang bervariasi ,mulai dari infeksi yang bersifat asimptomatik sampai penyakit yang fatal dan bersifat multisistemik (Swayne,2000).Masyarakat luas lebih mengenal AI dengan nama flu burung (bird flu) yang sebetulnya merupakan penyakit influenza viral pada manusia yang ada hubungannya dengan infeksi virus influenza asal unggas.
B.Etiologi / Penyebab Flu Burung
Faktor penyebab Flu burung adalah virus influenza tipe A.Virus influenza termasuk family Orthomyxoviridae.Virus influenza tipe A dapat mengubah bentuknya (dalam istilah labolatorium mengalami drift,Shift) dan menyebabkan epidemi dan pandemi .Virus influenza tipe A terdiri dari hemaglutinin (H) dan Neuroamidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang memiliki banyak tipe. Pada manusia hanya terdapat tipe H1N1 ,H2N2, H3N3,H5N1, H9N2, H1N2 ,dan H7N7.Tipe (strain )yang sangat virulen/ganas dan yang menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1,yang tergolong sebagai Highly Pathogenic Avian Influenza Virus (HPAI) .Hal ini terlihat dari hasil studi menunjukkan bahwaunggas yang sakit mengeluarkan virus influenza tipe A(H1N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya.Virus influenza tipe A (H5N1) meupakan penyebab wabah flu burung pada unggas .
Ciri dan karakteristik virus.
Virus influenza ini terdiri dari beberapa tipe, antara lain tipe A, tipe B, dan tipe C. Partikel virus ini memiliki sampul dengan aktivitas Hemaglutinin (HA) dan Neuramidase (NA) yang merupakan kunci dasar dalam penentuan identitas serologik dari virus influenza dengan menggunakan nomor kombinasi H dan N. Dalam virus tipe A mempunyai 16 Hemaglutinin (H1-H16) dan 9 Neuramidase (N1-N9). Beberapa sub tipe (strain) yang sudah dikenal antara lain H1N1, H1N2, H2N2, H3N3, H5N1, H7N7, dan H9N1. Beberapa diantara sub tipe virus tersebut dikenal sangat ganas, yaitu H5 dan H7, sedangkan sub tipe virus yang ditemukan mewabah dan menyebabkan terjadinya flu burung dibeberapa negara Asia adalah H5N1 (Vahlenkamp dan Harder 2006).
Virus Avian Influenza merupakan virus yang lemah dan tidak tahan terhadap panas dan desinfektan. Dalam daging ayam, virus ini mati dengan pemanasan pada suhu 80ºC selama satu menit atau 70˚C selama 30 menit. Pada telur ayam, virus ini mati pada suhu 64˚C selama 4,5 menit. Namun pada kotoran ayam, virus Avian Influenza mampu bertahan selama 35 hari pada suhu 4˚C. Sedangkan dalam air, virus tersebut dapat bertahan hidup selama 4 hari pada suhu 0˚C. Dikandang ayam, virus ini mampu bertahan hidup selama 2 minggu setelah depopulasi ayam (Depkominfo 2006).
Sifat lainnya dari virus Avian Influenza menurut Halvorson (2002) adalah mudah mengalami mutasi, mampu mengaglutinasi sel darah merah pada ayam dan virus mudah mati diluar tubuh (tidak stabil dilingkungan). Sedangkan karakteristik biologis virus AI menurut Tabbu (2007) adalah komposisi genetik virus AI sangat labil (mudah mengalami mutasi, virulensi dan patogenitas sangat bervariasi) dan sangat mudah menular dengan pola penularannya sulit diketahui.
Virus H5N1 adalah subtipe dari virus influenza tipe A dengan ciri komponen proteinnya menunjukkan tipe H5 (Hemaglutinin tipe 5) dan N (Neuroamidase tipe1) seperti diketahui subtipe hemaglutinin dikenal terdapat 16 subtipe dan neuroamidase sebanyak sembilan subtipe .berdasarkan patotipe,virus AI dibedakan dua kelompok,yaitu Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) yang bersifat ganas dan Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI).
AI Virulensi rendah adalah tipe virus influenza H5N1 yang menyerang unggas namun hanya menimbulkan penyakit yang ringan bahkan dapat pula tanpa menimbulkan penyakit.Dalam Litheratur disebut Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI)
AI Virulensi tinggi adalah tipe virus influenza H5N1 yang ganas ,menyerang,dan menimbulkan penyakit bahkan kematian pada unggas dalam jumlah besar ,serta dapat menular ke manusia terutama mereka yang mengadakan kontak (terekspos) secara erat dengan unggas.Dalam litheratur disebut High Pathogenic Avian Influenza (HPAI)
C.Cara Penularan
Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus flu burung subtype H5N1dapat cepat menyebar diantara populasi unggas dari satu peternakan ke peternakan yang lain, proses penularannya yaitu:
a. Penularan secara langsung ialah penularan dengan cara kontak langsung antara hewan penderita flu burung dengan hewan lain yang peka.
b. Penularan secara tidak langsung dapat terjadi melalui udara yang tercemar material atau debu yang mengandung virus avian influenza, makanan, minuman, alat atau perlengkapan peternakan, kandang, kurungan ayam, pakaian, kendaraan dan semua barang yang pernah kontak dengan penderita. Oleh karena itu alat-alat itu harus didisinfeksi. Kita harus tahu bahwa virus flu burung tidak bertahan lama di udara, tapi setelah di udara akan menempel pada benda sekitarnya. Dengan demikian, penularan diduga tidak langsung dari udara, tetapi virus flu burung dibawa lewat udara dan menempel pada benda-benda lalu menular jika virus mengalami kontak dengan hospes yang peka.
D. Patogenesis Avian influenza
Mutasi genetik virus avian influenza seringkali terjadi sesuai dengan kondisi dan lingkungan replikasinya .Mutasi gen ini tidak saja untuk mempertahankan diri akan tetapi juga dapat meningkatkan sifat patogenisitasnya.
Infeksi virus H5N1 dimulai ketika virus memasuki sel hospes setelah terjadi penempelan spikes virion dengan reseptor spesifik yang ada di permukaan sel hospesnya .Virion akan menyusup ke sitoplasma sel dan akan mengintegrasikan materi genetiknya di dalam inti sel hospesnya ,dan dengan menggunakan mesin genetik dari sel hospesnya ,virus dapat bereplikasi membentuk virion virion baru ,dan virion virion ini dapat menginfeksi kembali sel sel disekitarnya .Dari beberapa hasil pemeriksaan terhadap spesimen klinik yang diambil dari penderita ternyata avian influenza H5N1 dapat bereplikasidi dalam sel nasofaring (peiris JS,et ,al.2004),dan di dalam gastrointestinal (de Jong MD,2005,Uiprasertkul M,et.al.2005).Virus H5N1 juga dapat dideteksi di dalam darah, cairan serebrospinal, dan tinja pasien (WHO,2005)
Fase penempelan (attachment) adalah fase yang paling menentukan apakah virus bisa masuk atau tidak ke dalam sel hospesnya untuk melanjutkan replikasinya. Virus influenza A melalui spikes hemaglutinin (HA) akan berikatan dengan reseptor yang mengandung sialic acid (SA) yang ada pada permukaan sel hospesnya. Ada perbedaan penting antara molekul reseptor yang ada pada manusia dengan reseptor yang ada pada unggas atau binatang. Pada virus flu burung, mereka dapat mengenali dan terikat pada reseptor yang hanya terdapat pada jenis unggas yang terdiri dari oligosakharida yang mengandung N-acethylneuraminic acid α-2,3-galactose (SA α-2,3-Gal), dimana molekul ini berbeda dengan reseptor yang ada pada manusia. Reseptor yang ada pada permukaan sel manusia adalah SA α- 2,6-galactose (SA α-2,6-Gal), sehingga secara teoritis virus flu burung tidak bisa menginfeksi manusia karena perbedaan reseptor spesifiknya. Namun demikian, dengan perubahan hanya 1 asam amino saja konfigurasi reseptor tersebut dapat dirubah sehingga reseptor pada
manusia dikenali oleh HPAI-H5N1. Potensi virus H5N1 untuk melakukan
mutasi inilah yang dikhawatirkan sehingga virus dapat membuat varian-varian baru dari HPAI-H5N1 yang dapat menular antar manusia ke manusia (Russel CJ and Webster RG.2005, Stevens J. et. al. 2006).
Di dalam buku Flu Burung :Aspek Klinis dan Epidemilogis ,Virus influenza yang berdaptasi pada manusia biasanya mendominasi sel sel epitel tanpa silia (non- cilliated)dalam saluran pernafasan manusia .Berlangsungnya proses mutasi secara genetik akan dijelaskan sebagai berikut ini.Pada infeksi campuran oleh virus unggas dan virus dari manusia yang menderita sakit dapat terjadi apa yang disebut oleh pakar mikrobiology dikenal sebagai antigenic shift dan antigenic drift.Kedua mekanisme inilah yang mendasari terjadinya perubahan determinan antigen,yaitu pertukaran subtipe H dan / N, di dalam siklus replikasi .Hal ini terjadi dalam sebuah sel yang secara bersamaan terinfeksi oleh dua atau lebih virus influenza tipe A dari subtipe berbeda .Sementara virus penyebab wabah influenza pada manusia yang terjadi di tahun 1957 (H2N2) secara jelas muncul dari percampuran antara virus manusia dan virus unggas ,virus penyebab “flu spanyol ”ditahun 1918 semata mata berasal dari unggas (Belshe,2005).
E . Gejala Penyakit Flu Burung
Gejala yang dapat terjadi pada unggas yang terserang avian influenza jenis akut adalah:
1. terjadi gangguan reproduksi telur seperti terjadi penurunan produksi telur terasa drastis
2. Mengalami gangguan Pernafasan seperti batuk, bersin, dan ngorok
3. Kaki berwarna kemerah-merahan seperti dikeroki dan jika di buka terdapat perdarahan
4. Lakrimasi atau mengeluarkan leleran dari mata secara berlebihan
5. peradangan pada sinus atau lubang hidung
6. Pembengkakan di daerah kepala atau muka
7. Jengger kebiruan
8. Krontokan bulu
9. Diare gangguan syaraf
10. tingkat kematian tinggi, sering terjadi kematian mendadak
Penyakit flu burung karena virus flu burung yang ringan atau kurang ganas menimbulkan gejala:
1. Penurunan produksi telur sampai terhanti sama sekali
2. Gangguan pernafasan
3. Penurunan nafsu makan
4. Depresi
5. Peradangan sinus
6. Tingkat kematian rendah, namum cenderung meningkat
Pada manusia kasus flu burung dibagi mnjadi 4 yaitu:
1. Kasus observasi
Mengalami demam 38 C atau lebih disertai salah satu keadaan berikut:
a. Batuk
b. Radang tenggorokan
c. Sesak nafas
2. Kasus suspek atau postible
Mengalami infeksi saluran pernafasan akut(ISPA) seperti demam lebih dari 38 C, batuk, sakit tenggorokan, pilek serta:
a. Seminggu terakhir mengunjungi peternakan wabah penyakit flu burung.
b. kontak dengan penderita influenza subtype A(H5N1)
c. Merupakan petugas laboratorium yang memeriksa sampel orang atau hewan yang diduga menderita flu burung
3. Kasus probable.
Kasus ini disertai salah satu kejadian:
a. Dalam waktu singkat terjadi pneumonia, gagal pernafasan atau meninggal
b. Tes laboratirium mengarah ke virus influenza subtipe A(H5N1) posiif(H1test atau IFA mengguanakan antibody monoklona)
c. tidak ada bukti penyebab lain.
4. Kasus konfirm
Merupakan kasus suspek atau probable yang didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan laboratorium.
F. Pencegahan Penyakit Flu Burung
Pada hewan pencegahan dapat dilakukan dengan 3 jalan yaitu:
a. Biosekuriti secara ketat yaitu tindakan pengamanan untuk pengendalian wabah dengan cara:
Pelarangan / pembatasan pengeluaran unggas yang sakit, kotoran, limbah, peralatan, orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan unggas yang sakit.
Dekontaminasi / Desinfeksi adalah pensuci hamaan terhadap pakan, peralatan, bangunan dan segala sesuatu yang bersentuhan dengan unggas tertular.
Biosekuriti itu penting.
• Biosekuriti boleh jadi tidak memerlukan biaya besar, namun baik diterapkan di peternakan .
• Prinsip-prinsip biosekuriti dapat diterapkan pada unit produksi ternak skala besar dan pemeliharaan pekarangan atau unit produksi ternak skala kecil.
• Untuk produksi ternak unggas skala kecil, biosekuriti terdiri dari berbagai tindakan yang sederhana
dan kadangkala tanpa memerlukan biaya, yaitu:
o Jauhi mikro organisme dari ternak unggas.
o Jauhi ternak unggas dari mikro organisme.
Jika tindakan biosekuriti tidak dilaksanakan, maka kita akan membuang banyak waktu dan biaya mahal untuk mengatasi penyakit pada saat ia muncul.
Akan tetapi, prinsip-prinsip biosekuriti mungkin saja sulit dilakukan dalam kasus seperti pada itik yang dilepas mencari makanannya sendiri di lahan sawah.
dalam kasus ini, harus memastikan bahwa itik-itik tersebut dipelihara terpisah dari ternak unggas
b. Vaksinasi ,yaitu tindakan pengebalan dengan cara :
Jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin inaktif yang diproduksi secara legal dan telah mendapat nomor registrasi dari Pemerintah cq. Departemen Pertanian.
Kebijakan Vaksinasi :
- Hanya untuk unggas yang sehat
- Hanya untuk daerah tertular (sudah terdapat kasus positif penyakit)
- Vaksinasi massal hanya untuk seluruh unggas sehat pada radius 1 km dari daerah tertular.
Program Vaksinasi :
- Ayam pedaging umur 4-7 hari di bawah kulit pangkal leher.
- Ayam petelur :
* Umur 4-7 hari 0,2 ml di bawah kulit pangkal leher
* Umur 4-7 minggu 0,5 ml di bawah kulit pangkal leher
* Umur 12 minggu 0,5 ml di bawah kulit pangkal leher / otot dada
* Setiap 3-4 bulan diulang 0,5 ml pada otot
c. Depopulasi dan stamping out
Depolulasi (pemusnahan selektif) adalah pengurangan populasi dengan cara membunuh / menyembelih secara benar terhadap unggas yang menjadi sumber penularan penyakit. Ssedangkan Disposal adalah pembakaran dan penguburan terhadap unggas tertular yang telah mati, telur, kotoran, pakan peralatan dan segala sesuatu yang tercemar yang tidak dapat didekontaminasi / didesinfeksi secara efektif.
Tindakan Pemusnahan unggas secara menyeluruh ( Stamping Out) di daerah tertular baru, yaitu tindakan pemusnahan secara menyeluruh terhadap unggas, baik yang sakit maupun yang sehat di daerah tertular baru pada radius 1 km dari lokasi peternakan tertular.
Pencegahan flu burung pada manusia yaitu:
1. Biasakan membasahi tangan dengan air dan sabun antiseptik, serta melakukan disinfektan ketika selesai kontak dengan unggas atau sebaiknya mandi.
2. Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang baik berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan masker, sarung tangan, kaca mata pelindung.
3. Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti feces harus ditanam atau dibakar agar tidak menjadi sumber penularan bagi sekitar
4. mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80 C selama 1 menit Sedangkan telur ayam atau unggas perlu dipanaskan pada suhu 64 C selama 5 menit.
5. Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan seimbang, bergizi dan istirahat serta olah raga teratur
6. Hindari perjalanan menuju tempat-tempat yang terjangkau wabah flu burung jika memang tidak diperlukan
7. memelihara ventilasi ruangan, kebersihan kamar, kebersihan lingkungan dan kebersihan diri pribadi
8. Jangan menyentuh unggas yang sakit atau mati, jika terlanjur, cepat-cepat cuci tangan pakai sabun dan laporkan
9. Pisahkan unggas dari manusia dan juga ppisahkan unggas dari manusia dan juga pisahkan unggas baru dari unggas lama selama dua minggu.
10. Periksakan ke Puskesmas jika mengalami gejala flu dan demam setelah berdekatan dengan unggas.
Sedangkan di dalam buku Pencegahan Penyakit Flu burung Dalam Tinjauan Islam dikatakan bahwa ajaran Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadis memberikan tuntunan dalam semua segi hidup dan kehidupan seperti memelihara kesehatan, kebersihan diri dan lingkungan, dan menjaga kesehatan anak sedini mungkin sejak merencanakan kelahiran, peningkatan gizi, dan sebagai- nya. Sebagai pencegahan timbulnya berbagai penyakit seperti Flu Burung, maka Islam memberi tuntunan, di antaranya:
a. Makan makanan dan minuman yang halal, mencakup di dalamnya halal zatnya, halal cara mendapatkannya, dan halal dalam pengolahan, menyediakan dan menyajikannya.
b. Makan makanan dan minuman yang baik (thayyibah), yaitu makanan dan minuman yang bersih, sehat, dan memenuhi kebutuhan tubuhnya.
Dua hal tersebut disebut secara eksplisit dalam Al-Quran (Q.S. Al-Baqarah: 168), artinya: ”Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
d. Menjaga kebersihan lingkungan.
e. Segera berobat apabila dirasakan ada gejala influenza yang menyebabkan suhu badan naik. Sesuai petunjuk Hadis Rasulullah SAW, yang diriwayatkan Ahmad, artinya: ”Berobatlah hai hamba Allah, karena sesungguhnya Allah SWT tidak mengadakan penyakit, kecuali mengadakan pula obat baginya. Hanya satu penyakit yang tak ada obatnya, ialah penyakit tua.” (H.R. Ahmad, Abu Dawud, Turmizi, Nasa’i dan Ibn Majah).
Dan Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:
”Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan menjadikan obat pada tiap- tiap penyakit.Untuk itu, berobatlah, dan jangan berobat dengan obat yang haram.”
Sementara Menurut petunjuk Dirjen Bina Produksi Peternakan No. 17/Kpts/PD.640/F/02.04 ,upaya pencegahan ada 9 (sembilan) langkah :
1. Pelaksanaan Biosekuriti secara ketat
2. Tindakan Pemusnahan unggas selektif (Depopulasi) di Daerah tertular.
3. Pelaksanaan Vaksinasi
4. Pengendalian lalu lintas unggas
5. Surveillance dan Penelusuran
6. Peningkatan kesadaran masyarakat (Public Awareness)
7. Pengisian kembali (Restocking) Unggas
8. Tindakan Pemusnahan unggas secara menyeluruh ( Stamping Out) di daerah tertular baru
9. Monitoring, pelaporan dan evaluasi
G. Pengobatan Penyakit Flu Burung
Tatalaksana pengobatan bagi penderita flu burung adalah rawat inap di RS pada ruangan isolasi untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan yang sesuai, karena sifat penyakit yang ganas. Penderita harus mendapat oksigen bagi yang sesak nafasnya, cairan parental (INFUS), obat antivirus dan pengoatan lain di perlukan yaitu:
• amantain
• Simantadin
• osel tamivius(Tamiflu)
• Zanamivis (Ralenza)
Keempat obat ini dapat digunakan untuk pengobatan influenza akan tetpi tidak semua obat antivius ini dapat digunakann untuk mengobati penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus subtipe H5N1 sudah resisten atau kebal trhadap amantadin dan rimantadin. Oseltamin yang diberikan secara oral dan sesamivir secara intalasi efektif melawan virus H5N1 selain digunakan dalam pengobatan, oseltamivir juga dimanfaatkan sebagai profilaksis atau pencegahan terhadap penyakit flu burung. Penggunaan oseltamivir diawasi oleh ketat oleh departemen terkait
BAB III
UPAYA PENCEGAHAN AVIAN INFLUENZA DITINJAU DARI ASPEK PROMOSI KESEHATAN
Sebelum merencanakan kegiatan promosi kesehatan mengenai upaya pencegahan avian influenza,tentunya kita akan melakukan analisis masalah kesehatan .Dengan teori yang telah saya susun dan kemukaan berdasarkan kajian pustaka di BAB II makalah ini,maka kita bisa memperoleh gambaran mengenai kegiatan apa saja yang perlu kita lakukan dalam rangka mencegah penyebaran Avian influenza.
Dari teori yang telah saya kumpulkan,maka saya dapat menyimpulkan golongan yang termasuk RESTI yaitu:
1. Peternak ayam/burung/unggas lainnya.
2. Pemotong ayam/burung/unggas lainnya. Penjual produk-produk ayam/burung/unggas (daging, telur, dst.) Pemelihara ayam/burung/unggas lainnya
3. Petugas laboratorium yang meneliti/memeriksa penyakit flu burung
4. Orang-orang yang tinggal di daerah dimana terdapat kematian unggas/burung secara tiba-tiba yang mencirikan infeksi flu burung
5. Orang-orang yang telah melakukan kontak dekat, secara langsung dan tanpa perlindungan dengan kasus manusia yang telah terkonfirmasi tertular flu burung
Dengan demikian kita bisa memberikan perhatian yang lebih pada golongan orang yang termasuk di atas karena kecendrungan mereka terinfeksi flu burung sangat besar.
Adapun faktor yang mempengaruhi mengapa Flu burung dengan mudah tersebar di masyarakat Indonesia berdasarkan pengamatan ,yaitu:
1. Kurangnya kesadaran akan pola hidup bersih
2. Tidak mencuci tangan saat makan dan setelah kontak langsung dengan unggas.
3. Membiarkan unggas yang mati mendadak,lalu membuangnya sembarang tempat seperti di sungai.Unggas yang mati hendaknya dikubur atau di bakar.
4. Dekatnya jarak kandang dengan rumah.Masyarakat Indonesia misalnya saja seperti di desa desa di Sulawaesi Selatan banyak yang menjadikan kolong rumah mereka sebagai kandang bagi ternaknya.
5. Masyarakat enggan untuk membersihkan kandang secara berkala.
Sebelum Melakukan Kegiatan ,kita tentukan sasaran promosi kita. Secara umum sasaran kita yaitu unggas,peternakan dan manusia .
Sasaran Primer kita yaitu Kelompok yang memiliki resiko tinggi tertular flu burung,meskipun demikian bukan berarti kita mengabaikan masyarakat yang lain.Karena tanpa kerjasama mereka semua upaya kita akan gagal.Lagipula Aspiratif merupakan salah satu prinsip promosikesehatan.
Kita juga tidak bisa lepas dari peran serta Sasaran sekunder kita yaitu para tokoh masyarakat dan agama.Karena mereka dapat mempengaruhi keberhasilan dari usaha kita dalam melakukan upaya pencegahan flu burung di kalangan masyarakat.Mereka dapat mengubah persepsi masyarakat dengan lebih mudah ,karena kedekatan emosional mereka .Hal ini sesuai dengan prinsip promosi kesehatan yaitu kerjasama dan kolaborasi
.Hal yang sama akan kita lakukan juga terhadap kelompok sasaran yang ketiga yaitu pemerintah.Kita perlu dukungan dan bantuan dari pemerintah untuk terus melakukan pemantauan terhadap upaya pencegahan flu burung agar upaya pencegahan flu burung yang kita lakukan bisa berkesinambungan.
Tujuan utama upaya pencegahan flu burung ini adalah agar masyarakat ”tahu, mau, dan mampu ” untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dalam pencegahan Flu Burung dan mengembangkan upaya kesehatan yang berersumber dari masyarakat sendiri (swadaya) serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk terbentuknya kemampuan tersebut.
Pesan pokok yang akan kita sampaikan melalui kegiatan ini yaitu:”Ciptakan lingkungan yang bersih dan sehat ,hindarkan diri kita dari Flu burung”.
Kegiatan ini tentunya akan lebih mudah bila menggunakan media seperti leaflet yang kita sebar,Poster yang kita pasang di tempat tempat strategis yang mudah dilihat dan di baca oleh orang banyak.
Adapun Langkah upaya pencegahan virus avian influenza yaitu:
1. Membina kerja sama dan Kolaborasi
Kita perlu mencari dukungan sosial melalui Tokoh Masyarakat,baik tokoh masyarakat formal (misalnya pejabat) maupun Informal.Selain itu,kita juga sebagai petugas kesehatan mengadakan kerjasama dengan dinas kesehatan dan peternakan setempat.Disini peran kita adalah membina suasana yang kondusif sehingga kedua departemen ini tidak lagi saling menyalahkan bila ada kasus flu burung melainkan malah bekerjasama dalam menjalankan program pencegahan dan penanggulangan wabah flu buung.
2. Sosialisasi
1) Hal-hal yang disosialisasikan tentang :
a. Penyakit AI meliputi :
Apa itu Avian Influenza (flu burung),apa penyebabnya,apa gejalanya,dan
pencegahan AI, yaitu dengan memvaksinasi unggas yang sehat agar terhindar dari flu burung,diutamakan bagi unggas daerah yang berdekatan dengan daerah yang telah ditetapkan mengalami KLB Flu burung .Sementara bagi Kelompok berisiko tinggi (warga yang memelihara unggas, pekerja peternakan dan pedagang) yang perlu mereka lakukan yaitu:
o Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
o Menghindari kontak langsung dengan unggas atau burung
o Menggunakan alat pelindung diri (misalnya masker dan pakaian kerja)
o Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja
o Membersihkan kotoran unggas setiap hari
o Periksa suhu tubuh sekali setiap hari selama 7 hari. Apabila demam ( di atas 37.5 ˚C), periksakan diri ke dokter atau ke rumah sakit terdekat dengan segera.
Pemberantasan dengan cara depopulasi ` Telah dijelaskan di Bab II makalah ini.
Lalu lintas ternak
Pengendalian lalu lintas unggas, yaitu tindakan pengaturan pengeluaran dan pemasukan unggas,produk unggas dan limbahnya secara ketat
Isolasi terhadap ternak dan wilayahnya
Ini dilakukan bagi daerah yang terkena wabah Flu burung,agar tidak menjalar ke daerah lain yang ada di dekatnya.
Biosecurity, dll.
Penjelasan mengenai biosekuriti telah saya jelaskan di Bab II.
b. Konsumsi daging ayam dan telur
Cara pengolahan/memasak
Mengolah unggas dengan cara yang benar yaitu dengan cara :
- Memilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit)
- Memasak daging ayam sampai suhu 100 derajat celcius selama lebih kurang 10 menit.
- Telur juga bisa membawa bibit penyakit, seperti misalnya virus flu burung di bagian dalam telur maupun di kulit luarnya.
- Telur mentah dan kulit telur harus ditangani dengan hati hati.
- Cucilah kulit telur dengan air sabun dan cucilah tangan setelahnya.
- Telur yang dimasak sampai matang, yaitu direbus selama 5 menit pada temperature 70 ˚ Celcius, tidak akan menularkan virus flu burung apabila dimakan.
- Secara umum, semua makanan harus dimasak sampai matang, mencapai temperatur paling sedikit 70˚C atau lebih di bagian dalam.
Ciri-ciri daging ayam yang tidak boleh dimakan
Kerugian akibat penurunan konsumsi daging dan telur ayam
2) Cara mensosialisasikan
a. Rapat/pertemuan dan pelatihan
Pertemuan ini bisa berupa penyuluhan.Biasanya kalau di desa desa pertemuan di adakan di balai desa dengan pemberitahuan melalui mikrofon mesjid.Mengenai materi yang diberikan antara lain tentang penyebab,cara penularan,gejalagejalayang ditimbulkan bila terinfeksi dan pencegahan virus flu burung.Penjelasan tentang materi tersebut sudah saya jelaskan di bab II.
Adapun pelatihan yang diberikan antara lain terhadap para peternak unggas oleh petugas dinas peternakan dan kesehatan setempat.
b. Kampanye
Kampanye yang saya maksudkan disini bukan kampanye politik memilih calon presiden melainkan kampanye yang berkaitan dengan Flu burung itu sendiri.Misalnya kampanye :” Mengajak Masyarakat Makan Ayam, Jangan Takut Dengan Flu Burung”. Tentunya dalam kampanye tersebut di ajarkan pula tentang cara pengolahan atau memasak daging dan ciri ciri daging yang tidak boleh dimakan.Tujuan dari kampanye ini tentunya untuk membantu para peternak unggas meminimalisirkerugian mereka akibat munculnya penyakit flu burung ini yang berdampak pada bidang sosial ekonomi negara,disamping mengobati trauma masyarakat terhadap flu burung.
d.Seminar
Dalam mengadakan kegiatan seminar ,kita bisa bekerjasama dengan dinas kesehatan di kabupaten atau propinsi.Para peserta seminar bisa berasal dari masyarakat umum maupun tenaga kesehatan.Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan tentang Flu burung dan cara mencegah serta mengatasinya.
e.Penyebaran leaflet/brosur
Seperti yang telah saya kemukakan di awal.Bahwa kita memerlukan media untuk upaya pencegahan flu burung ini.Salah satu nya dengan menggunakan Leaflet. Penyebaran leaflet/brosur mengenai penyakit AI dilakukan pada berbagai kesempatan antara lain pada saat kampanye dan pertemuan.
f.Publikasi di media massa
Hal ini juga sudah sering dilakukan pemerintah.Seperti yang biasa kita lihat di TV tentang iklan pencegahan wabah flu burung.Biasanya masyarakat akan lebih tertarik dan mudah menerima informasi yang di berikan.Media massa bukan hanya TV.Bisa melalui radio, koran ,majalah dan lain lain.Tentunya bila kita ingin melakukannya sendiri butuh dana yang tidak sedikit,disini berlaku lagi prinsip promosi kesehatan yang pertama yaitu kerjasama dan kolaborasi.
3.Vaksinasi AI .
Disinilah letak perbedaan antara pendidikan kesehatan dengan promosi kesehatan.Bila kita hanya mau memberikan pendidikan kesehatan tentang upaya pencegahan flu burung ,maka langkah kita sudah selesai pada langkah kedua di atas,tapi karena yang mau kita berikan adalah promosi kesehatan ,kita perlu menyediakan fasilitas agar masyarakat memiliki kemampuan bukan hanya kemauan untuk melakukan upaya pencegahan avian influenza . Mengenai program vaksinasi telah saya jelaskan pula pada Bab II.
4.Melakukan deteksi dini kasus suspek flu burung dengan memeriksa kadar sel darah putih dan trombosit pada penduduk yang menunjukkan gejala flu burung.
5.Bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk mengadakan pemantauan pascatindakan,untuk memastikan semua masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat,bebas dari flu burung.
4.Evaluasi
Setelah melakukan kegiatan,kita lakukan evaluasi.Apakah hasil yang di harapkan sudah tercapai?jika belum,maka kita telusuri apa yang menyebabkannya.Diperbaiki kesalahan tersebut lalu di ulangi tindakannya.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Penyakit flu burung atau flu unggas (avian Influenza) adalah suatu penyakit yang disebabkan pleh virus Virus influenza yang ditularkan oleh unggas, dalam hal ini ayam, burung, bebek, angsa, kalkun atau unggas sejenis.
2. Penyebab Flu burung yaitu virus Influenza subtype H5N1. Dan penularannya secara langsung dan tidak langsung
3. Ada beberapa gejala yang ditimbulkan oleh virus flu burung tergantung dari jenis unsur yang menyerang, spesies unggas yang terserang, umur, lingkungan dan adanya infeksi sekunder.
4. Pencegahan flu burung pada unggas dapat dialakukan dengan 3 cara, Sedangkan pada manusia yaitu membiasakan hidup sehat dan menghindari tempat-tempat yang dapat menular flu burung
5. Pengobatan untuk penderita flu burung dapat dilakukan dengan rawat inap di RS dan pemberian obat dan perawatan berdasarkan gejala yang timbul
6. Langkah upaya pencegahan virus avian influenza ditinjau dari segi promosi kesehatan menurut saya yaitu: Membina kerja sama dan Kolaborasi ,sosialisasi,Vaksinasi,Pemeriksaan gratis,dan evaluasi.
B.Saran
Adapun saran yang dapat penyusun berikan yaitu:
1. Bagi mahasisiwa
• Selalu menjaga kesehatan untuk menghindari berbagai macam penyakit menular terutama flu burung
• Biasakan hidup sehat dan makan makanan bergizi untuk memperkuat imunitas agar virus tidak mudah masuk
2. Bagi masyarakat
• Bagi masyarakat yang mempunyai unggas khususnya, agar terus menjaga kebersihan unggas, peralatan dan lingkungan agar terhindar dari virus.
• memberikan vaksinasi ke[pada unggas dapat terhindar dari virus terutama virus flu burung
3. Bagi pemerintah
• Di harapkan untuk terus memantau perkembangan kesehatan masyarakat dan juga hewan ternaknya karena bisa saja berbagai penyakit muncul seperti flu burung.
• Usahakan untuk sering melakukan penyuluhan kepada mayarakat terutama yang mempunyai ternak agar mereka membiasakan hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan mereka agar terhindar dari virus terutama virus H5N1.
DAFTAR PUSTAKA
Arief dan Ari Setiawan.2009.Mengenal dan mencegah Flu Babi dan Flu Burung.Jogjakarta:Nuha Medika.
Baco,Sanusi dkk.2009.Pencegahan Penyakit Flu burung Dalam Tinjauan Islam.Makassar:MUI Sulsel bekerjasama dengan UNICEF,KOMNAS FBPI.
Cucunawangsih.2007.Flu burung :cara mewaspadai dan mecegahnya.Jaarta :Gramedia.
Siegel, Marc. 2006.Flu burung :serangan wabah ganas dan perlindungan terhadapnya. .Bandung :Kaifa.
Soejoedono ,Retno dan ekowati handaryani.2005.Flu burung. Depok..Penebar swadaya.
Tamher dan Noor Kasiani.2008.Flu Burung :Aspek Klinis dan Epidemilogis.Jakarta:Salemba Medika.
A.A.Wiradewi Lestari.2008.Sosialisasi Flu Burung Serta pemeriksaan Jumlah Sel Darah putih dan Trombosit Penduduk Desa Beraban Kabupaten Tabanan.Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana /Instalasi Laboratorium Klinik RSUP Sanglah Denpasar.
Edi Basuno.2008.Review Dampak Wabah dan Kebijakan pengendalian Avian Influenza di Indonesia.Volume 6 No 4.Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
I G N Mahardika,I G N Suartha,IGA Suartini ,I M S Antara ,I M Sukada.2008.Model Penanggulangan Flu Burung Berbasis Hasil Penelitian Yang berkelanjutan .Fakultas Kedokteran Hewan ,Universitas Udayana ,Denpasar.
Indi Dharmayanti.2005.Flu Burung :Penyakit yang mematikan.Balai penelitian Veteriner.
Maksum Radji.2006.Avian Influenza A (H5N1): Patogenesis ,Pencegahan,dan Penyebaran Pada Manusia.Volume III,No 2.Departemen Farmasi FMIPA-UI Depok.
Widya Asmara.2007.Peran Biologi molekuler dalam pengendalian Avian Influenza dan Flu Burung.Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar